InhilNews – Jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai 231.000 orang. Terdapat penambahan kuota sebanyak 10.000 jemaah haji yang 50 persennya memiliki risiko kesehatan tinggi dengan usia di atas 70 tahun.
Kepala Badan Litbangkes dr Siswanto menyampaikan pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin, namun tahun 2019 ini angka jemaah haji yang wafat sedikit lebih besar dibandingkan tahun 2018. Sebanyak 81 persen jemaah haji yang wafat memang memiliki status kesehatan risiko tinggi.
Siswanto mengatakan penyebab kematian utama adalah penyakit kardiovaskuler atau jantung, disusul dengan penyakit sirkulatori pernapasan.
“Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit kardiovaskuler disusul oleh penyakit sirkulatori karena ini sangat erat kaitannya dengan faktor kelelahan jemaah haji. Meninggal karena respiratori juga dipicu oleh infeksi alergi yang sudah dibawa dari tanah air,” jelasnya.
Usia jemaah haji wafat paling banyak di atas 70 tahun. Menurut Siswanto, tingginya angka jemaah haji wafat dengan usia di atas 70 tahun ini, kemungkinan ada hubungannya dengan penambahan kuota sebanyak 10.000 orang yang memprioritaskan usia di atas 70 tahun.
Melihat hal ini, Menteri Kesehatan Nila F Moelok berharap ke depannya setiap orang yang sudah mendaftar haji kiranya selalu menjaga dan memeriksa kesehatan.
“Saya kira ini bagus karena saya juga khawatir kalau satu tahun pemeriksaan sebelum keberangkatan mungkin ini waktu terlalu pendek. Tapi kalau jauh hari dia mengerti tentang kesehatan dan mau menjaga, maka saat berangkat orang tersebut bisa dalam keadaan optimal dan prima,” kata Nila.
Sumber :https://health.detik.com