INHIL NEWS.COM : KUINDRA – Ketua Ikatan Keluarga Duanu Riau (IKDR) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Hasanuddin SH MAP dikenal sebagai tokoh central di Kecamatan Kuindra, Kabupaten Inhil. Khususnya di Desa Sungai Bela.
Bagaimana tidak, mantan Kepala Desa Sungai Bela ini tak bosan-bosan memberi kejutan kepada warganya. Masjid Jami’ Al-Ikhlas adalah salah satunya.
Ternyata, tempat ibadah ini merupakan bangunan pertama yang didirikan secara permanen di atas lumpur di Desa Sungai Bela. Proses pembangunan itu berlangsung antara tahun 2002 sampai 2003.
Waktu itu, Hasan, sapaan akrab Hasanuddin, baru saja menjabat sebagai Kepala Desa periode pertama. Pria dari keturunan Suku Duanu ini sempat disebut gila oleh warganya sendiri. Sebab warga masih tak percaya keoadanya yang akan mendirikan bangunan beton.
“Waktu itu memang tidak ada satupun bangunan beton, orang ragu. Betul tidak? tahan tidak? Sempat disebut gila,” kata Ketua Pengurus Masjid Jami’ Al-Ikhlas, Rusdi, Senin (8/2/2021) malam.
Dikala proses pembangunan, mulai dari pondasi, para tukang sekalipun selalu menerima ocehan warga. “Woy, entah iye ntah idak tu,” begitulah ucapan paling sering dilontarkan. Kata Rusdi tidak sekali, namun berkali-kali dengan orang yang berbeda. Kebetulan rumah Rusdi inj tepat di depan Masjid.
“Saya sendiri sebenarnya cukup kaget. Tapi Haqqul-Yaqin saja, saya pribadi percayakan sepenuhnya kepada Hasan,” tuturnya.
Posisi Masjid ini dibangun seluas kurang lebih 25×25 meter. Posisinya di bagian tengah pemukiman warga Sungai Bela, tepat di sebelah kiri bangunan Masjid lama. Jika dari laut, kubah Masjid tampak jelas menonjol kebih tinggi dibanding bangunan lain dengan warna keemas-emasan.
“Setelah tuntas, Masjid lama yang semakin lapuk pun dirobohkan,” tambahnya.
Seingat Rusdi, pembangunan rumah ibadah itu beriringan dengan pembangunan badan jalan beton yang kini masih dinikmati warga setempat. Posisi bangunan sama-sama di atas lumpur. Hanya saja, pembangunan badan jalan masih masuk akal oleh warga dibanding Masjid permanen.
Seiring waktu, proses bangunan Masjid tadi sudah menonjol ke atas. Para pekerja mulai disibukkan membuat kubah Masjid. Warga setempat masih juga berteriak bersahut dengan tukang. “Sudah woy,” ucap Rusdi menirukan teriakan warga.
Kini, bangunan rumah ibadah betoh sudah bertambah. Bercermin dari Masjid utama, warga Sungai Bela dari sisi kiri dan kanan berpedoman kepada kekokohan Masjid.
Di bagian hilir Sungai Bela contohnya, di sana sudah ada satu Mushola dibangun secara permanen. Bangunan itu kabarnya juga berpedoman kepada Masjid Jami’ Al-Ikhlas.
Belum lagi pembangunan badan jalan lainnya, dermaga, dan lain-lain. Kini, Hasanuddin sepertinya mulai melirik 2 jembatan Sungai Bela, dan pengembangan bangunan Masjid.
Dari cerita ini, awak media mengonfirmasi Hasan tentang proses pembangunan tersebut. Dia membenarkan bahwa adanya keraguan warga dalam upaya kemajuan pembangunan desa.
“Iya benar, waktu itu anggaran saya genjot dari luar. Terutama dari Pemerintah Kabupaten,” terangnya.
Artinya, dari keterangan ini, sosok Hasanuddin tidak terfokus kepada anggaran desa saja. Demi kemajuan kampung, dia tidak henti-hentinya menyampaikan aspirasi masyarakat kepada instansi terkait.
“Sampai sekarang, jika ada celah untuk masyarakat, langsung saya jemput,” tegasnya.
Hari ini, pria yang sekarang menduduki kursi DPRD Inhil ini berupaya keras mengangkat marwah Suku Duanu yang dinilai masih pada kategori Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Riau.
Upayanya adalah mengembangkan budaya-budaya yang ada, seperti menongkah dan nelayan. Kemudian, pria yang dikenal ramah dan berbhakti kepada ibu ini juga berupaya mengembangkan ekonomi masyarakat setempat dengan cara mengembangkan destinasi wisata Pantai Terumbu Mabloe.
“Jikalah nantinya pantai ini berkembang, para wisatawan pasti mencari hal berbeda di area sini. Apa yang kita punya? Pertama budaya menongkah yang menghasilkan kerang segar, dan ikan laut hasil para nelayan. Banyak lagi,” paparnya.