INHILNEWS.COM,TEMBILAHAN – SAMBU GROUP terkenal dengan sebutan hamparan kelapa dunia, hal ini disebabkan kebun kelapa di Indragiri Hilir sangat luas yaitu sekitar 430.000 hektar. Tetapi apakah dapat dipastikan nyiur tersebut bisa terus melambai di negeri seribu parit ini? Kekhawatiran ini timbul karena saat ini saja diperkirakan sekitar 100.000 hektar kebun kelapa di Indragiri Hilir telah mengalami kerusakan. Kerusakan itu disebabkan antara lain oleh kebun kelapa yang sudah tua yang harus diremajakan serta kerusakan akibat masuknya air laut ke daratan yang mengakibatkan rusaknya kebun kelapa. Biaya untuk perbaikan perkebunan tersebut diatas sangatlah besar.
Pertama, untuk meremajakan kebun tentunya petani harus menebang pohon kelapa yang tua dan menanam ulang, yang tentunya selain memerlukan biaya pembibitan dan penyiapan lahan dan juga petani harus menunggu waktu yang lama sekitar 7 sampai 8 tahun baru tanaman tersebut bisa menghasilkan lagi.
Kedua, untuk mengatasi masuknya air laut pada saat pasang ke kebun petani diperlukan sistem tata air yang baik meliputi pembuatan tanggul, normalisasi parit dan pembuatan pintu air. Pekerjaan ini juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk itulah Sambu Group yang berusaha di Kabupaten Indragiri Hilir merasa terpanggil untuk berperan aktif dalam mempertahankan agar Inhil senantiasa mendapat julukan sebagai “Hamparan Kelapa Dunia”.
Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir adalah salah satu desa dimana kebun kelapa masyarakatnya berbatasan dengan laut. Akibat tingginya abrasi air laut maka tanggul yang ada sebelumnya terancam rusak dan hal ini tentunya juga akan mengancam keselamatan lahan perkebunan dan pertanian masyarakat. Prihatin dengan hal tersebut, maka Bupati Indragiri Hilir menyempatkan mengunjungi lokasi abrasi Desa Kuala selat tersebut pada tanggal 4 Nopember 2020 yang lalu.
Sebagai rasa peduli terhadap keberlangsungan kebun kelapa masyarakat di Indragiri Hilir umumnya dan di Desa Kuala Selat khususnya, maka pada tanggal 14 Desember 2020 yang lalu Sambu Group mulai mengoperasikan 1 unit Excavator untuk membangun tanggul pinggir pantai di kebun masyarakat Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir, Riau sepanjang ± 8 km.
Pada hari ini Kamis tanggal 7 Januari 2021, Bupati Indragiri Hilir Drs. H.M. Wardan, MP yang didampingi Ketua DPRD Inhil Dr. Ferriyandi ST, MM, MT, Dandim 0314/Inhil Letkol Inf. Imir Faisal, dan Wakapolres Inhil Kompol Kari Amsah Ritonga melakukan kunjungan kerja ke Desa Kuala Selat. Pada kesempatan ini Bupati Indragiri Hilir atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Sambu Group atas pengoperasian alat berat tersebut. Beliau menambahkan bahwa pembuatan tanggul ini sangat diperlukan karena tanggul yang ada sebelumnya sudah sangat dekat dengan bibir pantai akibat abrasi yang terus menerus dan sebagian sudah mengalami kerusakan.
Dengan nada yang sama Kades Kuala Selat Bapak Imam Taufik S.Pd juga menyampaikan ucapan terimakasihnya mewakili seluruh petani Kuala Selat, menurut beliau dengan pembangunan tanggul sepanjang 8 km tersebut maka diharapkan dapat menyelamatkan kebun masyarakat seluas ± 2.455 hektar.
Bapak Ahlim Ginting mewakili Sambu Group menyampaikan bahwa walaupun ditengah pandemi Covid-19 saat ini, Sambu Group senantiasa tidak melupakan kepedulian terhadap kebun kelapa masyarakat. Pengadaan alat berat ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Sambu Group terhadap keberlangsungan perkebunan kelapa di Indragiri Hilir. Berada dalam satu ekosistem kelapa, antara Sambu Group dan petani kelapa terdapat suatu jalinan simbiosis mutualisme.
“Sambu Group sudah 53 tahun berada di Indragiri Hilir dan insya Allah akan tetap disini, tidak akan kemana – mana. Oleh karena itu keberadaan kebun kelapa masyarakat adalah suatu hal yang sangat penting bagi Sambu Group” kata pria yang sudah 32 tahun bergabung di Sambu Group.
Selanjutnya lulusan Jurusan Teknik Tanah dan Air, Fakultas Teknologi Pertanian – IPB ini menjelaskan bahwa pekerjaan pembuatan tanggul harus dilakukan dengan cermat meliputi pemilihan alat yang tepat, desain tanggul yang benar serta jarak antara bibir pantai dengan tanggul yang dibuat juga harus diperhatikan.
Pemilihan Alat yang tepat maksudnya, tidak semua jenis alat sesuai untuk digunakan dalam pembuatan tanggul di areal pantai dengan tanah rawa bergambut tipis dan dipengaruhi oleh pasang surut. Alat berat harus memiliki track shoe yang lebar serta mempunyai jangkauan yang panjang (long arm). Selain itu pengoperasiannya itu harus menggunakan landasan kayu (matting) karena daya dukung tanah di lokasi kerja sangatlah rendah.
Desain Tanggul harus dapat menjamin kekuatan tanggul dalam jangka waktu yang lama bisa bertahan dari abrasi air laut, jika tidak pekerjaan tersebut akan sia-sia saja, dimana hanya dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun tanggul tersebut akan rusak kembali.
Jarak Dari Pantai Ke Lokasi Tanggul juga harus jadi pertimbangan, jika terlalu dekat dengan bibir pantai maka resiko kerusakkan tanggul akan lebih cepat tetapi sebaliknya jika terlalu jauh dari bibir pantai lahan masyarakat yang “terbuang” juga akan semakin luas untuk itulah perlu pemikiran dan diskusi yang mendalam antara semua pihak termasuk masyarakat petani sekitarnya.
“Semoga dengan adanya tanggul ini dapat meningkatkan semangat petani dalam mengolah lahan mereka, baik untuk perkebunan kelapa maupun tanaman yang bermanfaat lainnya “ imbuh beliau.
Editor. : Prabu Suryadhana