INHILNEWS.COM,Sambu Group – Dunia saat ini sedang mengalami krisis ekonomi yang cukup parah. Belum selesai krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, saat ini kita dihadapkan pada krisis pangan dan energi karena perang antara Rusia dan Ukraina. Dan krisis yang terjadi saat ini belum sampai puncaknya. Karena belum ada gejala ekonomi dunia sedang membaik.
Krisis tersebut di atas berdampak langsung kepada industri kelapa baik di Indonesia maupun di dunia. Menyikapi hal tersebut, Manajemen Sambu Group mengeluarkan Surat Pemberitahuan yang ditandatangani oleh pimpinan pabrik dan Humas, pada tanggal 26 September 2022.
Seperti yang diketahui bersama, dan telah diberitakan di banyak media, industri kelapa dunia sedang sangat terdampak krisis global tersebut. Kondisi pasar produk-produk kelapa di dunia saat ini tengah mengalami penurunan permintaan, meski harga jual produk diturunkan di bawah harga pasar pun, belum tentu akan laku. Karena penyebab utamanya adalah minimnya permintaan/penjualan dan kebutuhan terhadap produk tersebut. Penyebab lainnya adalah tingginya tingkat persediaan di lingkup negara-negara konsumen produk-produk tersebut. Sehingga, meski saat ini harga kelapa sudah turun, permintaan impor terhadap produk-produk tersebut dari negara lain masih tetap rendah.
“Negara produsen dan pelaku industri kelapa sangat terdampak dengan krisis global saat ini. Karena harga kelapa dan produk turunan kelapa turun terus di pasar akibat minimnya permintaan/penjualan dan krisis ekonomi dunia. Industri kelapa kesulitan menjual produk turunan kelapa,” tutur A Ginting, Humas Sambu Group.
Dalam Surat Pemberitahuan dengan Nomor: 005/SG/22/A2.2/DA/GM-HS tersebut, disampaikan bahwa telah terjadi penumpukan produk turunan kelapa (barang olahan) di gudang perusahaan akibat menurunnya permintaan/penjualan baik pasar domestik maupun pasar global. Hal ini tentu dibutuhkan penyesuaian kecepatan proses produksi. Dengan penyesuaian kecepatan produksi, maka diperlukan penyesuaian terhadap kecepatan penyerapan jumlah kebutuhan atas semua bahan baku, termasuk kelapa.
“Perusahaan akan melakukan penyesuaian terkait kecepatan pembongkaran kelapa sesuai dengana kecepatan proses produksi dan permintaan pasar. Penyesuaian yang dimaksud sangat tergantung pada perkembangan situasi pasar. Jika kondisi ekonomi dan situasi pasar masih belum membaik, perusahaan akan melakukan penyesuaian kembali,” ujar A Ginting.
“Perusahaan akan mengupayakan yang terbaik untuk menerima penjualan dan menyerap kelapa, sesuai dengan kebutuhan untuk produksi, serta terdapat permintaan pasar,” tandas A Ginting.
Sambu Group menyadari peran penting kelapa terhadap kondisi ekonomi daerah Indragiri Hilir. Sehingga membutuhkan pentingnya kerjasama semua pihak dalam menghadapi serta mencari solusi terhadap dampak gejolak situasi global.
“Semoga gejolak global segera mereda dan kita semua bisa melewati krisis yang melanda Indonesia dan dunia. Sekaligus bersama menjaga keberlangsungan ekosistem kelapa di Indragiri Hilir dan Indonesia,” tutup A Ginting.