INHILNEWS.Com – K. H. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang populer dengan nama Abah Guru Sekumpul, adalah seorang ulama kharismatik asal Kalimantan Selatan. ulama yang juga dikenal dengan nama Guru Ijai ini lahir tanggal 27 Muharram 1361 H atau 11 Februari 1942 M. Abah Guru Sekumpul berasal dari keluarga yang sederhana tetapi sanadnya tersambung sampai kepada Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Sejak kecil, Abah Guru Sekumpul dididik dengan ajaran Islam, akhlak yang mulia, serta dikenalkan dengan Al-Qur’an sejak dini. Terlahir dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Abah Guru Sekumpul tumbuh dengan penuh keistimewaan, berbeda dengan teman-temannya.
Jika pada umumnya anak laki-laki akan mengalami mimpi basah sebagai tanda ia sudah baligh, Abah Guru Sekumpul justru tidak mengalaminya. Mimpi yang pernah dialami ketika remaja justru mimpi bertemu dengan kedua cucu Nabi Muhammad saw, Hasan dan Husein. Dalam mimpi, Abah Guru Sekumpul diberi pakaian oleh kedua cucu Rasulullah itu sembari diberi gelar “Zainal Abidin” yang memiliki arti perhiasan para ahli ibadah.
Seiring dengan perjalanan hidupnya yang penuh dengan khasanah keilmuan, Abah Guru Sekumpul melahirkan berbagai karya monumental di antaranya Risalah Mubarakah yang berbahasa Arab, Manakib Asy-Syekh Muhammad Samman Al-Madani dalam bahasa Arab, Ar-Risalat an-Nuraniyyah fi Syarh at-Tawassulat as-Sammaniyah, dalam bahasa Arab, dan Nubzat min Manaqib al Imam al-Masyhur bil Ustadz al A’zham Muhammad bin Ali Ba’Alwi dalam bahasa Arab.
Jika para nabi dan rasul mendapat mukjizat, sebagai seorang waliyullah Abah Guru Sekumpul mendapat karamah yang jelas tidak mungkin diterima oleh manusia biasa lainnya. Salah satu karamah yang pernah memancar darinya adalah ketika membuat rambutan berbuah padahal belum musimnya.
Saat itu, Abah Guru Sekumpul sedang duduk berkumpul dengan orang-orang terdekatnya sembari berkisah tentang buah rambutan. Seketika saat itu juga ia mengacungkan jari tangannya ke arah belakang seolah mengambil suatu benda. Tiba-tiba saja buah rambutan sudah ada dalam genggamannya dan langsung dinikmati bersama.
Ada pula karamah ketika Abah Guru Sekumpul menjadi sebab turunnya hujan. Suatu waktu, lingkungan sekitar Abah Guru Sekumpul tengah mengalami musim kemarau panjang. Akibatnya, sumur-sumur mulai mengering hingga sawah dan ladang sulit untuk diolah oleh para petani.
Masyarakat pun meminta bantuan kepada Abah Guru Sekumpul untuk berdoa kepada Allah agar hujan cepat turun. Menuruti permintaan warga sekitar, Abah Guru kemudian mendatangi sebatang pohon pisang lalu menggoyang-goyangkannya sambil membaca doa. Sungguh di luar dugaan, tidak lama setelah itu hujan turun membasahi tanah.
Abah Guru Sekumpul wafat tanggal 10 Agustus 2005 meninggalkan amal ibadah yang insya Allah pahalanya terus mengalir sampai kapanpun.
Wallahu a’lam.
Sumber: AKURAT.CO