INHILNEWS.com – Perkembangan teknologi digital di Indonesia telah berhasil ‘menelurkan’ beberapa perusahaan Startup yang sukses di Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya; Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Kudo, Urbanindo, Go-jek, dan lain sebagainya. Beberapa dari startup tersebut telah berkembang pesat dan berada di urutan teratas daftar startup terbaik di Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu iPrice Group bekerja sama dengan Ventura, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi di Indonesia, untuk membandingkan lebih dari 50 perusahaan rintisan (startup) dan lebih dari 100 founder untuk menganalisa latar belakang pendidikan mereka.
Parameter ‘sukses’ yang digunakan oleh kedua perusahaan tersebut adalah pendiri startups yang minimal sudah mendapatkan pendanaan seri-A. Dari penelitian tersebut ditemukan 3 hal menarik tentang latar belakang pendidikan para founder startup sukses di Indonesia.
Berikut ringkasannya:
1. ITB Pencetak Founder Startup Sukses Terbanyak
#1. Dari 100 orang lebih founder yang dianalisa, ada 14 orang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Para pendiri Bukalapak, seperti Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono dan Muhamad Fajrin Rasyid sama-sama berasal dari Institut Teknologi Bandung. Selain itu ada juga COO dari Kudo yang telah diakuisisi Grab Agung Nugroho, CEO Snapcart Raynazran Royono, Co-Founder Fabelio Marshal Tegar Utoyo dan masih banyak lagi.
#2. Kampus Bina Nusantara dan Harvard sama-sama berada di posisi ke dua. Kedua universitas ini mencetak 8 pendiri startup sukses. Beberapa orang yang berasal dari Bina Nusantara adalah pendiri dan juga CEO dari Tokopedia William Tanuwijaya, CEO dari Qlapa Benny Fajarai, CEO dari Tripvisto Benardus Sumartok. Sedangkan dari Harvard ada CEO Gojek Nadiem Makarim, CEO Traveloka Ferry Unardi, para co-founders Modalku, Raynold Wijaya dan Kelvin Teo dan masih ada yang lainnya.
#3. Menempati posisi ke tiga ada Universitas Purdue yang berhasil mencetak 7 pendiri sukses. Beberapa diantaranya adalah CEO dari Ruang Guru Adamas Syah Devara yang juga pernah mengenyam pendidikan di Harvard, CEO Berrybenka Jason Lamuda dan juga CEO Sribu Ryan Gondokusumo.
#4. Diposisi ke empat ada Stanford yang sukses mencetak 5 orang pendiri sukses seperti, CTO Traveloka Derianto Kusuma dan Co-Founder Cermati Oby Sumampouw.
#5. Di posisi terakhir ada Universitas Indonesia yang berhasil mencetak 4 orang founder startup sukses. Beberapa diantaranya adalah CTO Tiket.com Natali Ardianto, Chief of Product Ruang Guru Iman Usman dan juga CEO Hijup Diajeng Lestari.
Selain 6 universitas diatas, ada juga beberapa universitas di Indonesia lain yang berhasil mencetak pendiri sukses seperti Universitas Taruma Negara tiga orang dan juga Universitas Harapan 2 orang.
Dari data-data ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa dari segi sumber daya manusia yang dihasilkan, universitas yang ada di Indonesia tidak kalah dengan universitas-universitas yang ada di luar. Terbukti bahwa ITB berhasil mencetak lebih banyak pendiri sukses dibandingkan Harvard, Purdue dan juga Stanford.
2. Ada 58% dari Pendiri Sukses Mengambil Jurusan Non-Teknologi
Dari 102 orang founder startup yang sukses, ada 59 orang mengambil jurusan non-teknologi dan sisanya 43 orang lagi mengambil jurusan Teknologi. Dari 59 orang tersebut, jurusan yang paling banyak diambil adalah
Finance (8)
Teknik Industri (6)
Ekonomi (6)
Marketing (5)
Akuntansi (4)
dan masih ada banyak lagi
Beberapa pendiri yang mengambil jurusan finance adalah salah satu Co-Founder dari GoJek Michaelangelo Moran yang saat ini menjabat sebagai brand director, Co-Founder Sociolla John Rasjid.
Beberapa pendiri yang mengambil jurusan Teknik Industri adalah CEO Snapcart Reynazran Royono dan CEO Moka Haryanto Tanjo.
Di jurusan Ekonomi ada CEO dari Bhinneka Hendrik Tio, CEO HaloDoc Jonathan Sudharta dan board director Qraved Adrian Li.
Pada 43 orang yang ada di jurusan teknologi, 20 orang pendiri mengambil ilmu komputer, 6 orang informasi teknologi, 4 orang sistem informasi dan teknik komputer dan masih banyak lagi.
Beberapa founder startup yang mengambil jurusan ilmu komputer adalah CEO Bukalapak Achmad Zaky, CEO Printerous Kevin Osmond, CEO Agate Arief Widhiyasa, CEO Kudo Albert Lucius, Chief Communication Officer Tiket.com Mikhael Gaery Undarsa dan masih banyak lagi.
Rata-rata orang beranggapan bahwa untuk merintis perusahaan yang berbasis teknologi, mereka harus mengambil jurusan yang berhubungan dengan teknologi. Pada kenyataannya kebanyakan dari para founder startup sukses tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknologi.
3. Mayoritas Founder Meneruskan Pendidikannya ke Luar Negeri
Pada level Sarjana (S1) dari total 102 pendiri, 58 orang belajar di luar Indonesia dan 44 orang belajar di Indonesia. Sedangkan di level pascasarjana (S2) hanya 4 orang yang belajar di Indonesia, sisanya 32 orang memutuskan untuk belajar di luar Indonesia. Pada level MBA, hanya 2 orang yang belajar di Indonesia, 16 pendiri lain belajar di luar Indonesia.
Berdasarkan data ini bisa kita tahu bahwa pada level sarjana (S1), universitas lokal hampir dapat menyaingi universitas internasional, hanya berbanding 14 orang. Namun pada level pasca sarjana (S2), kebanyakan founder startup memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Sebagai contoh;
CEO Fabelio Marshall Tegar Utoyo, ia mengambil S1 di ITB dan melanjutkan S2 di University of Sydney.
CEO Investree Adrian A. Gunadi, mengambil S1 di UI dan melanjutkan S2 di Rotterdam School of Management, Erasmus University.
Chief of Product Ruang Guru Iman Usman yang mengambil S1 di UI dan S2 di Teachers College of Columbia University.
Pada level Master of Business Administration, mayoritas pendiri belajar di luar Indonesia. Hanya dua orang yang mengambil gelar MBA di Indonesia. Mendapat gelar Master of Business Administration (MBA) adalah sebuah kebanggaan tersendiri, dan syarat yang ditentukan tidak semudah ketika mengambil pascasarjana. Ini salah satu alasan mengapa kebanyakan founder startup mengambil gelar MBA nya di universitas yang ternama.
Data ini menunjukkan bahwa pada level sarjana (S1), universitas lokal tidak kalah jauh dengan universitas internasional dalam hal jumlah pendiri sukses yang dicetak. Namun memang perlu ada peningkatan kualitas pada level pendidikan yang lebih tinggi agar semakin banyak pendiri-pendiri sukses yang berasal dari universitas lokal.
Artikel Telah terbit di https://www.maxmanroe.com/