TEMBILAHAN-Di tahun 2018, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah. Berlatar data ini maka pihak SD Negeri 035 Tembilahan menyikapi hal ini dengan melaksanakan sosialisasi STOP BULLYING di Sekolah karena tidak bisa dipungkiri kasus Bullying atau perundungan baik secara fisik maupun verbal kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Acara tersebut pihak sekolah bekerjasama Lawyer Masuk Sekolah (LMS), Titin Triana SH MH selaku narasumber dan diikuti seluruh murid yang ada.
Plt Kepala SDN 035 Tembilahan, Nurya Nuari Ratna SPd yang mengatakan bahwa bukan hanya terjadi diantara sesama murid saja, bahkan tidak menutup kemungkinan pembullyian dilakukan pula oleh guru terhadap murid.
” Jadi adanya sosialisasi ini sebagai salah satu upaya pembentukan karakter murid dalam rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila serta memberikan penguatan pemahaman terhadap guru bahwa pelabelan terhadap murid seperti kalimat “dasar pemalas”, “kamu bodoh”, “anak siapa ini kok degil banget sih”, merupakan kekerasan secara verbal yang tidak menyakiti fisik namun membekas di hati murid dan biasanya menimbulkan trauma mendalam, dampaknya murid akan ingat pelabelan itu hingga mereka dewasa” tuturnya.
Sambungnya dengan sosialisasi ini tidak ada lagi hal -hal negatif disekolah semua berkomitmen untuk menajdikan generasi yang berkualitas dan hebat disegala prestasi.
” Terima kasih narasumber dan anak-anak ibu semuanya semoga SDN 035 Tembilahan bisa menjadi rumah ke-2 yang baik dan menyenangkan bagi kita semua ” harapnya
Sementara Titin Triana SH MH mengapresiasi semangat dan antusias para murid dan Guru SDN 035 Tembilahan yang berkomitmen menjadikan sekolah anti bullying yang tentunya sangat cocok dengan programnya dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
” Inilah sekolah yang layak dikatakan peduli anak, semoga dengan kerjasama dan sosialsiasi ini tidak hanya sampai disini namun terus berlanjut ke pembinaan karena anak itu anugerah dan amanah yang dititipkan terutama guru, mereka orang tua kedua setelah orang tua kandubg mereka di rumah, ayo stop bullying dan stop kekerasan terhadap anak dan guru” tutupnya.