INHILNEWS.Com – Dalam sektor bisnis apa pun maka regulasi yang mendukung adalah hal utama. Termasuk di era digital seperti sekarang ini.
Demikian diungkap Suhardi Somomoeljono, Ketua Forum Doktor Multidisiplin (FDM) dalam seminar bertema Legal and Business in Digital Economy Era.
Menurutnya ekonomi digital perlu diatur dengan baik lewat regulasi. Pengaturan yang baik itu demi salah satunya memberikan perlindungan data pribadi.
“Dalam ekonomi digital, data konsumen mudah tersebar dan dipakai untuk penawaran produk dan lain-lain. Dan ada banyak contoh lain, maka negara perlu hadir dalam ekonomi digital,” ujar Suhardi.
Sayangnya regulasi di Indonesia masih banyak yang saling berbenturan. Namun, dia optimis dengan Omnibus Law yang saat ini sedang dibahas oleh Pemerintah dan DPR dapat menjadi solusi dari kondisi itu.
“Karena itu, Omnibus Law, bagus untuk membenahi regulasi yang saling berbenturan. Dengan catatan tujuan ideal yang hendak dicapai ditegaskan dalam definisi dan konsep yang jelas terkait dengan sasaran target yang terukur dengan frame nilai-nilai keadilan yang mengedepankan kepentingan rakyat Indonesia,” kata Suhardi.
Pembicara lain, Pengamat Kebijakan Publik Yulius Ibnoe menyoroti tentang pentingnya langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan stakeholders di Indonesia terkait kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi era Industri 4.0. Sebab 60% angkatan kerja di Indonesia berpendidikan SMP ke bawah.
“Mereka ini mudah terkena dampak otomatisasi di era Industri 4.0,” kata Yulius. “Disamping itu, 50% tenaga kerja Indonesia mendapatkan kesenjangan antara pendidikan vokasi yang didapat dengan kebutuhan dunia industri. Maka, Indonesia sangat perlu menyiapkan SDM untuk mendukung transformasi ekonomi di era digital.”
Yulius menjelaskan, Indonesia membutuhkan pendidikan dan pelatihan ketrampilan (vokasi) yang lebih banyak. Hal ini perlu, karena banyak lulusan kita yang belum siap kerja setelah lulus sekolah.
“Selain pendidikan vokasi, penting pendidikan soft skill dan karakter. Agar pekerja Indonesia dapat berkembang dan berhasil dalam dunia kerja.” pungkasnya.
Untuk diketahui Forum Doktor Multidisiplin (FDM) beranggotakan alumni program doktor dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Forum ini diinisiasi oleh sejumlah doktor berbagai bidang ilmu mulai dari sosial politik, pertahanan keamanan, hukum, ekonomi dan keuangan hingga teknologi informasi.
Sumber :https://inet.detik.com