TEMBILAHAN-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Inhil, DR HM Irwan MM Msi melakukan monitoring pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dengan mengunjungi sejumlah sekolah jenjang TK dan SD di Tembilahan dan Tembilahan Hulu. Ini berkenaan dengan penerimaan siswa-siswi baru tahun ajaran 2023/2024.
Dalam monitoring hari pertama, Senin (10/7), HM Irwan mengaku tengah mendampingi Bupati dan Buda PAUD Inhil serta pihak LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Riau
“Jadi dihari pertama pelaksanaan MPLS, saya mendampingi bapak Bupati dan Bunda PAUD serta pihak LPMP Riau melakukan kunjungan ke beberapa sekolah TK dan SD yang ada di Tembilahan dan Tembilahan Hulu. Alhamdulillah berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan dan semua hadir bahkan sudah melaksankan program Trasisi PAUD ke SD Menyenangkan, ” ucap Kadisdik.
Kadisdik mengungkapkan waktu pelaksanaan MPLS di tiap sekolah, disesuaikan dengan jenjang pendidikannya, contohnya, untuk siswa yang baru masuk di kelas 1 SD kegiatan MPLS berlangsung awal masuk sekolah termausk tingkat TK.
“ Alhamdulillah ada 10 sekolah kita tinjau bersama Bupati dan Bunda PAUD mulai dari TK Negeri Pembina, TK Al husniyah, Tk ziqra, TK Negeri Pembina Tembilahan Hulu dan TK Bhayangkari. Untuk SD di SDIT Fathurrahman, SDN 032, SDN 004 Tembilahan, SDN 001 Tembilahan Hulu dan SDN 002 Pulau Palas” ungkapnya
Hal ini sesuai dengan arahan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi (Kemendikbud Ristek) yang meminta setiap daerah untuk menerapkan proses belajar yang menyenangkan terutama di jenjang transisi PAUD ke SD.
“Nah, dalam prakteknya setiap guru harus bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan termasuk sistem belajarnya juga ada sedikit perubahan dan yang terpenting tidak ada lagi kewajiban harus bisa baca tulis dan berhitung (calistung) terutama untuk anak didik baru,” ujarnya.
Pengenalan calistung khususnya untuk anak didik baru, setiap sekolah bisa di lakukan dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan, akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai maksimal.
“Ini tidak boleh di paksa untuk sudah bisa calistung, termasuk misalnya di kelas dua belum bisa, kita masih berikan toleransi,” tandasnya.