INHILNEWS.COM,TEMBILAHAN – Pihak Kepolisian Polres Inhil mengatakan lahan dan hutan yang terbakar dalam kasus Karlahut berstatus Quo. Ia pun mengarahkan agar dilakukan penyelidikan penyebab terjadinya Karlahut.
Hal itu disampaikan Kapolres Inhil, AKBP Norhayat SIK saat kegiatan Rapat Analisis dan evaluasi (Anev) Penanganan Karhutla di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, Kamis (30/3/2023).
Kegiatan Rapat Anev tersebut dihadiri Wakil Bupati Inhil H. Syamsuddin Uti, Pasi Ops Kodim/0314 Kapten Arh Agus Purwanto, KasiPidum Kejari Inhil M. Ihsan, Kepala BPBD Inhil R Arliansyah, para pimpinan PT Se Kabupaten Inhil dan para Kapolsek Jajaran Polres Inhil.
Dihadapan instansi terkait yang hadir, AKBP Norhayat memaparkan titik hostpot yang muncul pada aplikasi ‘Lancang Kuning Monitoring’ dari tanggal 1 Januari hingga 29 Maret 2023 sebanyak 50 titik.
“Ada 50 titik hostpot dalam jangka waktu tiga bulan ini. Januari ada 5 titik, Februari sebanyak 7 titik dan Maret yang paling banyak yakni 38 titik,” paparnya.
Kapolres Inhil menyebut, dari data lonjakan titik hotspot berpotensi terjadinya Karlahut ini, menghasilkan keputusan lahan atau hutan yang terbakar, berstatus Quo.
“Lahan yang terbakar berstatus Quo. Sementara pelaku atau dalang penyebab terjadinya Karlahut akan kami selidiki,” sebutnya.
Dari laporan yang diterima Kapolres Inhil, mengenai penanganan Karlahut juga terdapat hambatan.
“Seperti jarak tempuh yang jauh, medan perjalanan yang rusak, adanya binatang buas dalam perjalanan dan kurangnya intensitas curah hujan sehingga api di dalam tanah gambut masih menyala, serta jaringan komunikasi yang sulit di lokasi kebakaran” kata Kapolres Inhil AKBP Norhayat.
Ia berharap adanya kerjasama dan koordinasi setiap instansi dalam berbagai bentuk penanganan Karhutla.
“Dan perlunya sinergritas terkait upaya pemadaman Karlahut. Informasi titik hostpot agar disebarkan melalui whatsapp grup yang ada, karena tanpa adanya informasi kerjasama dan koordinasi penanggulangan Karlahut tidak akan terjalin,” tuturnya.
Selain itu, dalam upaya penanganan Karlahut, selain alat yang memadai juga perlu dipersiapkan sumber mata air di lokasi kebakaran.
“Saat ini total data embung yang ada sebanyak 34 dengan kondisi baik. Data kanal ada 72 dengan 50 kondisi baik dan 22 rusak ringan,” tambahnya.